Pendidikan SD

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD) berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (depdiknas 2006:12)Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan stiap saat.Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,pemahaman,dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis Dalam rangka mengembangkan mata pelajaran IPS, pemerintah telah melakukan berbagai pembaharuan, dapat dilihat dari langkah kebijakan yang telah di ambil Depdiknas seperti perbaikan terhadap sistem pengajaran kurikulum, dan sekarang telah diterbitkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004. dimana, secara rasional kurikulum ini disempurnakan untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Dengan perubahan kurikulum tersebut diharapkan mutu pendidikan di Indonesia lebih baik. Kurikulum(2006:575) menyatakan bahwa, mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. pendekatan tersebut diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yanglebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Sesuai dengan pernyataan kurikulum 2006 ,penulis menyimpulkan bahwa didalam proses pembelajaran IPS di SD guru diharapkan untuk dapat menerapkan pembelajaran terpadu,namun kenyataan yang penulis temukan ketika masih PPL di SD 01 Batang Anai masih ada guru –guru yang belum melaksanakan pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS terutama pada kelas-kelas tinggi,fenomena ini disebaban karena masih ada guru yang belum mengerti arti dan cara-cara pelaksanaan pembelajaran terpadu ini penulis ketahui ketika penulis mewawancarai salah seorang guru yang mengajar pada kelas IV SD 01Batang Anai. Kenyataan lain yang penulis temukan sewaktu PPL di SD 01 Batang Anai, pada mata pelajaran IPS pembelajaran terpadu hanya diterapkan pada kelas-kelas rendah saja dimana pada kelas rendah ini pembelajaran terpadu yang di gunakan yaitu pembelajaran terpadu model webbing (jaring laba-laba) yang lebih dikenal dengan pembelajaran tematik padahal kurikulum 2006 menyatakan bahwa pembelajaran IPS disusun secara terpadu baik pada kelas rendah maupun kelas-kelas tinggi,jadi pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS di kelas tinggi juga harus diterapkan. Salah satu model pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan pada kelas tinggi adalah model connected. Proses pembelajaran terpadu model connected dapat dijadikan salah satu alterntif pada pembelajaran IPS dikelas tiggi.Menurut Herawati (2004:1.23) model pembelajaran terpadu yang paling sederhana adalah model keterhubungan (connected).kaitan dalam mdel connected dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu.dengan kaitan yang bermakna ini berarti pembelajaran akan lebih efektif. Dengan menerapkan pembelajarn terpadu model connected akan dapat meninkatkan efisiensi waktu pembelajaran IPS,selain itu proses pembelajaran terpadu model connected akan memotivasi guru untuk lebih kreatif, karena respon dari siswa yang penuh kreasi dan bervariasi. Selain itu, guru akan melakukan inovasi-inovasi dalam pengembangan pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan pengalaman yang penulis peroleh sewaktu PPL di SD 01 Batang Anai penulis tertarik untuk membuat makalah yang nantinya biasa dijadikan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran terpadu pada mata pelajaram IPS di kelas tinggi sehingga secara tidak langsung akan mewujukan guru yang professional. Dari masalah di atas penulis tertarik untuk menyusun makalah dengan judul “Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Model Connected Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV Sekolah Dasar ” B.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah”bagai mana pelaksanaan model connected dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD?” C.Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan “pelaksanaan model connected dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD “ D.Manfaat Penulisan Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penulisan ini antara lain : 1. Bagi guru, diharapkan dapat memberi informasi dan sekaligus dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menjalankan tugas mangajar khususnya dalam menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu untuk membimbing siswa di SD. 2. Bagi siswa, dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran, dan sekaligus dapat mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa pada saat berlangsungnya proses permbelajaran. 3. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis terhadap pelaksanaan pembelajaran terpadu dalam mata pelajaran IPS dengan menggunakn model connected di kelas IV sekolah dasar. 4. Selanjutnya diharapkan dapat memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Diploma II (D.II) pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang. II. KAJIAN TEORI A.Konsep pembelajaran terpadu 1.Pengertian Pembelajaran Terpadu Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan dari beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun dalam antar mata pelajaran.Pembelajaran terpadu sebagai konsep dapat dikatakan sebagain pendekatan belajar nmengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengelaman yang bermakna pada siswa jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional pembelajaran terpadu tampaknya lebih menekankan keterlibatan siswa dalam belajar membuat siswa lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.Sejalan dengan pendapat dari beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantara nya: Menurut Prabowo (2000:2),pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi.pendekatan belajar mengajar seperti ini dihaap akan dapat memberikan pengelaman yang bermakna kepada anak didik kita.Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengelaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Menurut Subroto,dkk (2004:1.9)menyatakan bahwa pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang diawali dari suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang di kaitkan dengan pokok-pokok bahasan lain,konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain,yangdilakukan secara spontan maupun secara terencana baik dalam satu bidang studi atau lrbi dan dengan pengelaman belajar siswa,maka pembelajaran terpadu lebih bermakna. Dari pendapat Prabowo dan Subroto terlihat nyata bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yasng dikaitkan dengan pokok-pokok bahasan lain,konsep tertentu dengan konsep yang lain yang direncanakan dalam satu bidang studi atau lebih dengan harapan siswa belajar dengan lebih baik dan bermakna. 2.Karakteristik Pembelajaran Terpadu Menurut Hilda Karli (2003: 53) Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya: a. Berpusat pada anak (studend centerd). b. Memberi pengalaman langsung pada anak. c. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas. d. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran. e. Bersipat luwes. f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. g. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu di amati dan di kaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. h. Bermakna, artinya pengkajian suatu penomena dari berbagai macam aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki siswa. i. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh sipatnya menjadi otentik. j. Aktif, artinya siswa perlu terlibat langsung dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses evaluasi. 3.Kelebihan-Kelebihan Pembelajaran Terpadu Adapun kelebihan-kelebihan pembelajaran terpadu menurut Hilda Karli(2003:53) diantaranya: a. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak. b. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak pada minat dan kebutuhan anak. c. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama. d. Pembelajaran Terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir anak. e. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingklungan anak. f. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti kerja sama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain. 4.Keterbatasan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa pembelajaran terpadu mempunyai kelebihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam membantu anak didiknya berkembang sesuai dengan taraf perkembangan intelektualnya. Meskipun demikian pendekatan pembelajaran terpadu ini masih mengandung keterbatasan-keterbatasan. Keterbatasan itu diantaranya : Evaluasi. Pembelajaran terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk, tetapi juga pada proses. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi pada dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga pada proses dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian pembelajaran terpadu menuntut adanya teknik evaluasi yang banyak ragamnya. Oleh karenanya tugas guru menjadi lebih banyak (Prabowo, 2000:4). Dalam bukunya Prabowo (2000:5) mengatakan bahwa dari kalangan pendidik terdapat berbagai pendapat yang intinya menyatakan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran terpadu akan banyak menimbulkan masalah dan tugas guru menjadi semakin membengkak. Masalah yang menonjol adalah tentang penyesuaian pola penerapan dan hasil pembelajaran terpadu dikaitkan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Dalam mengatasi masalah ini, pada tahap awal dapat dilakukan dengan memeriksa isi kurikulum dalam satu catur wulan secara fleksibel. Artinya materi dalam satu catur wulan tersebut dapat diatur urutan pembelajarannya, asal cakupannya tetap tercapai 5.Manfaat Pembelajaran Terpadu Ada beberapa manfaat menggunakan pembelajaran terpadu menurut (http://p4tkmatematika.anwarholil.blogspot.com/2008/04org/downloads/sd/PembelajaranTematik.pdf) diantaranya : a. Banyak topik-topik yang tertuang didalam setiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep dengan yang dipelajari siswa. b. Pada pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilannya yang dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran. c. Pembelajaran terpadu melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan antar mata pelajaran, sehingga siswa mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya dan memungkinkan perkembangan jaringan konsep-konsep. d. Pembelajaran terpadu membantu siswa untuk dapat memecahkan masalah dan berpikir kritis untuk dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi nyata. e. Daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari siswa dapat ditingkatkan dengan jalan memberikan topik-topik dalam berbagai ragam situasi dan berbagai ragam kondisi. f. dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasi pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata. 6.Model-model Pembelajaran Terpadu Adapun model-model pembelajaran terpadu sebagaimana yang dikemukakanoleh(Fogarty,R1991:6165http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/model-model-pembelajaran-terpadu.html) yaitu sebanyak sepuluh model pembelajaran terpadu. a. The fragmented model (Model Fragmen). b. The connected model (Model Terhubung). c. The nested model (Model Tersarang). d. The sequenced model (Model Terurut). e. The shared model (Model Terbagi). f. The webbed model (Model Jaring Laba-lab). g. The threated model (Model Pasang Benang). h. The integrated model (Model Integrasi). i. The immersed model (Model Terbenam), dan j. The networked model (Model Jaringan. Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu dipilih tiga model pembelajaran yang dipandang layak dan sesuai untuk dapat dikembangkan dan mudah dilaksanakan di pendidikan dasar (Prabowo, 2000:7). Ketiga model pembelajaran yang dimaksud adalah model terhubung (connected), model jaring laba-laba (webbed), model keterpaduan (integrated). Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing model pembelajaran tersebut, maka model pembelajaran yang akan digunakan penulis dalam makalah ini adalah model terhubung (The Connected Model), karena model terhubung ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi interbidang studi itu sendiri. Selain itu, model terhubung ini juga secara nyata menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, atau topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan semester berikutnya. B.Pembelajaran Terpadu Model Connected 1.Pengertian Model Connected (Dra.Sukayati,M.Pd.http://p4tkmatematika.org/downloads/sd/PembelajaranTematik.pdf) mengungkapkan model connected merupakan model yang menyajikan hubungan yang eksplisit didalam suatu mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topik ke topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan ke keterampilan yang lain, satu tugas ke tugas berikutnya.Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha secara sadar untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu. 2.Kelebihan Model Connected Menurut Subroto,Tisno Hadi(2006:1.22) menyatakan bahwa kelebihan dari model connected adalah sebagai berikut : (a) Dampak positif dari mengaitkan ide-ide didalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu. (b) Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi. (c) Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses tranfer ide-ide dalam memecahkan masalah. 3.Kekurangan Model Connected Di samping mempunyai kelebihan, model connected ini juga mempunyai kekurangan seperti yang diungkapkan Subroto,Tisno Hadi(2006:1.22) dalam bukunya sebagai berikut : (a) Masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, (b) Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan. 4.Langkah-Langkah Pembelajaran Terpadu Model Connected Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran keterhubungan menurut http://andrepram.blogspot.com/2008/10/model-dan-metode-pembelajaran.html sebagai berikut: a) Guru menentukan tema-tema yang dipilih dari silabus, b) Guru mencari tema yang hampir sama/relevan dengan tema-tema yang lain, c) Tema-tema tersebut diorganisasikan pada tema induk, d) Guru menjelaskan materi yang terdiri dari beberapa tema di atas, e) Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang diajarkan, f) Dengan bimbingan guru siswa membentuk kelompok kecil, g) Dengan bimbingan guru pula siswa diminta untuk mengerjakan pertanyaan yang telah disiapkan dan mengerjakan tugas kelompok dari guru, h) Guru memberikan kesimpulan, penegasan, evaluasi secara tertulis dan sebagai tindak lanjut guru menugaskan pada siswa untuk menyusun portofolio dan dikumpulkan minggu depan. 5.Pola Urut Pembelajaran Terpadu Model Connected Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) menurut Prabowo (2000: 11-14) sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan Menentukan Kompetensi Dasar Menentukan Indikator Menentukan Tujuan Pembelajaran b.Langkah-Langkah Perencanaan 1) Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa. (materi prasyarat) 2) Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai siswa 3) Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan. 4) Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan. 5) Menyampaikan pertanyaan kunci. c.Tahap Pelaksanaan, meliputi : 1) Pengelolaan kelas dengan membangi kelas kedalam beberapa kelompok. 2) Kegiatan proses. 3) Kegiatan pencatatan data. 4) Diskusi secara klasikal d.Tahap Evaluasi, meliputi : 1) Evaluasi Proses, berupa : • Ketepatan hasil pengamatan • Ketepatan dalam menyusun alat dan bahan • Ketepatan siswa saat menganalisis data. • Evaluasi Produk • Penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.  Evaluasi Psikomotor • Kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur. III. PEMBAHASAN A.Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Model Connected Upaya peningkatan mutu guru dan pendidikan guru sudah sejak lama menjadi komitmen nasional Departemen Pendidikan dan Nasional. Salah satu sasaran upaya tersebut adalah meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Pencapaian sasaran tersebut harus dapat dilihat dari bertambah profesionalnya penampilan guru dan bertambah optimumnya proses pembelajaran. Strategi yang digunakan dalam upaya tersebut, secara sistematis perlu memperhitungkan hubungan kurikulum dan proses pembelajaran dengan (a) karakteristik berfikir siswa SD, (b) tuntutan pembentukan pengalaman, pemahaman dan keterampilan secara utuh dan terpadu, (c) pemberian peluang kepada siswwa menghayati sesuatu yang dipelajari, mengadakan internalisasi, mengadakan refleksi membuahkan dan mengembangkan pemahaman melalui proses belajar secara individual maupun kelompok, dan (d) terkembangnya dampak pengiring yang bermanfaat dalam mengembangkan pemahaman, keterampilan, dan sikap pembelajaran. Sejalan dengan pendapat ahli psikologi Jean Piaget dalam buku pembelajaran terpadu (Subroto, dkk. 2004), mengemukakan bahwa kemampuan untuk bergaul dengan hal-hal yang bersifat lebih abstrak yang diperlukan untuk mencernakan gagasan-gagasan dalam berbagai mata pelajaran akademik umumnya baru terbentuk. Pada usia ketika siswa-siswa duduk di kelas terakhir SD dan berkembang lebih lanjut dengan meningkatnya usia. Apabila mereka tetap mampu menangani konsep-konsep yang lebih abstrak inilah mereka ada pada posisi untuk mencerna pemilihan bidang studi yang mempersyaratkan kemampuan berfikir abstrak. Pengemasan pengalaman belajar yang dirancang untuk siswa sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman tersebut bagi mereka. Pengalaman belajar yang lebih baik menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptualnya, baik intra maupun antar bidang studi, akan meningkatkan peluang bagi terjadinya pembelajaran yang lebih efektif. Pelaksanaa pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model connected, disini guru diharapkan memiliki kemampuan (a) mengindetifikasi fakta, konsep, generalisasi IPS, dalam kurikulum IPS kelas IV, (b) mengidentifikasi nilai dan sikap dalam kurikulum IPS kelas IV, (c) mengindetifikasi keterampilan intelektual, personal dan sosial dalam kurikulum IPS kelas IV, dan (d) memberikan contoh keterkaitan antara fakta, konsep, generalisasi dengan nilai, sikap, keterampilan intelektual, personal, dan sosial dalam konteks pendidikan IPS . Dalam pembelajaran IPS perlu diikuti dengan praktek belajar IPS. Praktek belajar ini merupakan suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa agar memahami fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi melalui praktek belajar secara empirik, yang disebut dengan praktek kesadaran lingkungan. Selain itu pelaksanaan pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS dapat menggunakan berbagai media yang mempunyai potensi untuk menambah wawasan dan konteks belajar serta meningkatkan hasil belajar. Slide, film, radio, televisi, komputer, dan internet dapat dimanfaatkan untuk mengakses berbagai informasi tentang isu-isu lokal, nasional dan global. Dengan demikian pembelajaran yang efektif dapat memberikan kemudahan untuk terciptanya kesempatan yang kaya untuk melihat dan membangun kaitan-kaitan konseptual. Dengan kata lain pelaksanaan pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS akan tercapai apabila meliputi aspek-aspek: kesesuaian rencana dengan kegiatan, pengelolaan kelas, penguasaan bahan ajar, prakarsa, penilaian proses dan produktifitas kelas. B.Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Model connected Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SD Pada model pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan cara menghubungkan satu topik ke topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan yang lain tetapi masih dalam satu mata pelajaran. Menurut Hadi,subroto (2003:2.10) model pembelajaran terpadu yang paling sederhana adalah model connected. Pada pembelajaran model ini konsep, keterampilan atau kemampuan yang ditumbuh kembangkan di dalam indikator dikaitkan dengan konsep, keterampilan atau kemampuan pada indikator lain dalam satu mata pelajaran. Kaitan-kaitan yang terjadi dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu. Dengan demikian kaitan pengalaman belajar yang bermakna ini akan menjadikan pembelajaran lebih tersambung dan efektif. Berikut ini akan disajikan contoh pelaksanaan pembelajaran model terkait untuk mata pelajaran IPS di kelas IV SD. Diagram Model (Connected ) Lingkungan Model Connected Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Sosial Tema :Lingkungan Standar Kompetensi : Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi Kelas / Semester : IV / I Waktu : 4 Jam Pelajaran 1.Tahap Perencanaan a. Kompetensi Dasar Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya. Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota,provinsi) dengan menggunakan skala sederhana Menunjukkan pesebaran sumber daya alam serta pemamfaatan nya untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat. b. Indikator Menceritakan tentang aktivitas jual beli dipasar setempat. Menjelaskan perbedaan jenis-jenis pasar berdasarkan perkembangannya. Menjelaskan lima jenis-jenis barang yang diperjual belikan sesuai dengan jenis pasarnya. Menulis laporan hasil pengamatan tentang berbagai kegiatan di pasar. Menentukan letak pasar Membuat denah pasar yang diamatinya. Menyebutkan 3 contoh sumberdaya alam yang dapat diperbharui yang di perjual belikan dipasar Menyebutkan 3 contoh sumberdaya alam yang tidak dapat diperbharui yang di perjual belikan dipasar c.Tujuan Pembelajaran • Melalui pengalaman dan pengamatan siswa dapat menceritakan tentang aktivitas jual beli di pasar setempat dengan benar. • Melalui pengamatan siswa dapat menjelaskan perbedaan jenis-jenis pasar berdasarkan perkembangannya dengan benar. • Dengan memperhatikan gambar siswa dapat menjelaskan lima jenis-jenis barang yang diperjual belikan sesuai dengan jenis pasarnya dengan benar. • Melalui pelajaran guru, siswa dapat menulis laporan hasil pengamatan tentang berbagai kegiatan di pasar dengan benar • Melalui pengamatan siswa dapat menentukan letak pasar dengan benar. • Dengan melihat contoh denah pasar di papan tulis, siswa dapat membuat denah pasar yang diamatinya dengan benar. Melalui pengamatan siswa dapat menyebutkan 3 contoh sumberdaya alam yang dapat diperbharui yang di perjual belikan dipasar Melalui pengamatan siswa dapat menyebutkan 3 contoh sumberdaya alam yang tidak dapat diperbharui yang di perjual belikan dipasar d.Naturant Efect / Dampak Pengiring • Siswa berani bercerita dihadapan teman-temannya. • Siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya. • Siswa teliti dalam mengerjakan tugas. • Siswa berani mengemukakan pendapat. • Siswa aktif dan kreatif dalam demonstrasi 2.Langkah-langkah perencanaan a. Materi prasyarat. • Sumber daya alam. • Jenis-jenis barang yang diperjual belikan. • Peta lingkungan setempat b. Alat bantu • Gambar-gambar tentang jenis-jenis barang yang diperjual belikan. • Denah pasar c. Keterampilan proses yang dikembangkan • Bercerita • Tanya jawab • Menjelaskan • Mengamati • Pemberian tugas • Menyimpulkan • Mengkomunikasikan kepada teman-temannya. • Demonstrasi 3.Tahap Pelaksanaan a. Pengelolaan Kelas • Kelompok : siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan tiga atau empat orang. • Klasika : dilakukan guru sewaktu menjelaskan pelajaran. • Non klasikal : siswa melakukan pengamatan di pasar setempat. b. Kegiatan Menceritakan tentang aktivitas jual beli dipasar setempat. Menjelaskan perbedaan jenis-jenis pasar berdasarkan perkembangannya. Menjelaskan lima jenis-jenis barang yang diperjual belikan sesuai dengan jenis pasarnya. Menulis laporan hasil pengamatan tentang berbagai kegiatan di pasar. Menentukan letak pasar Membuat denah pasar yang diamatinya. 4.Tujuan Pembelajaran • Melalui pengalaman dan pengamatan siswa dapat menceritakan tentang aktivitas jual beli di pasar setempat dengan benar. • Melalui pengamatan siswa dapat menjelaskan perbedaan jenis-jenis pasar berdasarkan perkembangannya dengan benar. • Dengan memperhatikan gambar siswa dapat menjelaskan lima jenis-jenis barang yang diperjual belikan sesuai dengan jenis pasarnya dengan benar. • Melalui pelajaran guru, siswa dapat menulis laporan hasil pengamatan tentang berbagai kegiatan di pasar dengan benar • Melalui pengamatan siswa dapat menentukan letak pasar dengan benar. • Dengan melihat contoh denah pasar di papan tulis, siswa dapat membuat denah pasar yang diamatinya dengan benar. A. Tahap Evluasi a. Evaluasi proses dilakukan sewaktu PBM berlangsung Format Penilaian No Nama Siswa Kemampuan Bercerita Kemampuan Mengamati JML Nilai Ket Isi Cerita Kelan caran Data Laporan 1 2 3 4 5 Keterangan : • Isi cerita score : 25 • Kelancaran : 25 • Data : 25 • Laporan : 25 Nilai : b. Evaluasi prosedur dilakukan setelah PBM berakhir. • Jenis penilaian : tertulis. Pertanyaan 1. Apa yang dimaksud dengan pasar? 2. Sebutkan tiga ciri-ciri! 3. Sebutkan lima jenis-jenis pasar yang kamu ketahui! 4. Sebutkan lima jenis-jenis pasar yang kamu ketahui! 5. Buatlah denah pasar yang telah kamu amati! Kunci Jawaban 1. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. 2. a. Ada penjual dan pembeli b. Ada barang yang di perjual belikan c. Transaksi antara penjual dan pembeli. 3. a. Pasar swalayan b. Pasar kaget c. Pasar malam d. Pasar tahunan e. Pasar loak 4. a. Makanan dan minuman b. Hasil pertanian dan peternakan c. Bahan pakaian d. Alat-alat elektronik e. Barang kebutuhan kantor dan sekolah 5. Jawaban siswa (denah pasar) IV.PENUTUP A.Kesimpulan Dari latar belakang dapat diambil kesimpulan bahwa Dalam rangka mengembangkan mata pelajaran IPS, pemerintah telah melakukan berbagai pembaharuan, dapat dilihat dari langkah kebijakan yang telah di ambil Depdiknas seperti perbaikan terhadap sistem pengajaran kurikulum, dan sekarang telah diterbitkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD) berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (depdiknas 2006:12)Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan stiap saat.Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,pemahaman,dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis Kurikulum(2006:575) menyatakan bahwa, mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. pendekatan tersebut diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yanglebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Salah satu model pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan pada kelas tinggi adalah model connected. Proses pembelajaran terpadu model connected dapat dijadikan salah satu alterntif pada pembelajaran IPS dikelas tiggi.Menurut Herawati (2004:1.23) model pembelajaran terpadu yang paling sederhana adalah model keterhubungan (connected).kaitan dalam mdel connected dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu.dengan kaitan yang bermakna ini berarti pembelajaran akan lebih efektif. Dengan menerapkan pembelajarn terpadu model connected akan dapat meninkatkan efisiensi waktu pembelajaran IPS,selain itu proses pembelajaran terpadu model connected akan memotivasi guru untuk lebih kreatif, karena respon dari siswa yang penuh kreasi dan bervariasi. Selain itu, guru akan melakukan inovasi-inovasi dalam pengembangan pembelajaran selanjutnya. B.Saran Dari kesimpulan diatas penulis menyarankan agar guru, melaksanakan pembelajaran terpadu dalam mata pelajaran IPS baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi.Karena yang dituntut dalam rambu-rambu kurikulum IPS adalah pembelajaran terpadu. Salah satu pembelajaran terpadu yang dapat di gunakan pada kelas tinggi adalah model connected, model connected merupakan model pembelajaran terpadu yang paling sederhana.kaitan dalam model connected dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu.dengan kaitan yang bermakna ini berarti pembelajaran akan lebih efektif. Dengan menerapkan pembelajarn terpadu model connected akan dapat meninkatkan efisiensi waktu pembelajaran dan membuat proses pembelajaran terpadu model connected akan memotivasi guru untuk lebih kreatif, karena respon dari siswa yang penuh kreasi dan bervariasi. Selain itu, guru akan melakukan inovasi-inovasi dalam pengembangan pembelajaran selanjutnya. http://www.adrijunaidi.co.id pendidikan SD

24 Februari, 2010

Pembelajaran Connected


I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD) berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (depdiknas 2006:12)Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan stiap saat.Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,pemahaman,dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis Dalam rangka mengembangkan mata pelajaran IPS, pemerintah telah melakukan berbagai pembaharuan, dapat dilihat dari langkah kebijakan yang telah di ambil Depdiknas seperti perbaikan terhadap sistem pengajaran kurikulum, dan sekarang telah diterbitkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004. dimana, secara rasional kurikulum ini disempurnakan untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Dengan perubahan kurikulum tersebut diharapkan mutu pendidikan di Indonesia lebih baik. Kurikulum(2006:575) menyatakan bahwa, mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. pendekatan tersebut diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yanglebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Sesuai dengan pernyataan kurikulum 2006 ,penulis menyimpulkan bahwa didalam proses pembelajaran IPS di SD guru diharapkan untuk dapat menerapkan pembelajaran terpadu,namun kenyataan yang penulis temukan ketika masih PPL di SD 01 Batang Anai masih ada guru –guru yang belum melaksanakan pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS terutama pada kelas-kelas tinggi,fenomena ini disebaban karena masih ada guru yang belum mengerti arti dan cara-cara pelaksanaan pembelajaran terpadu ini penulis ketahui ketika penulis mewawancarai salah seorang guru yang mengajar pada kelas IV SD 01Batang Anai. Kenyataan lain yang penulis temukan sewaktu PPL di SD 01 Batang Anai, pada mata pelajaran IPS pembelajaran terpadu hanya diterapkan pada kelas-kelas rendah saja dimana pada kelas rendah ini pembelajaran terpadu yang di gunakan yaitu pembelajaran terpadu model webbing (jaring laba-laba) yang lebih dikenal dengan pembelajaran tematik padahal kurikulum 2006 menyatakan bahwa pembelajaran IPS disusun secara terpadu baik pada kelas rendah maupun kelas-kelas tinggi,jadi pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS di kelas tinggi juga harus diterapkan. Salah satu model pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan pada kelas tinggi adalah model connected. Proses pembelajaran terpadu model connected dapat dijadikan salah satu alterntif pada pembelajaran IPS dikelas tiggi.Menurut Herawati (2004:1.23) model pembelajaran terpadu yang paling sederhana adalah model keterhubungan (connected).kaitan dalam mdel connected dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu.dengan kaitan yang bermakna ini berarti pembelajaran akan lebih efektif. Dengan menerapkan pembelajarn terpadu model connected akan dapat meninkatkan efisiensi waktu pembelajaran IPS,selain itu proses pembelajaran terpadu model connected akan memotivasi guru untuk lebih kreatif, karena respon dari siswa yang penuh kreasi dan bervariasi. Selain itu, guru akan melakukan inovasi-inovasi dalam pengembangan pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan pengalaman yang penulis peroleh sewaktu PPL di SD 01 Batang Anai penulis tertarik untuk membuat makalah yang nantinya biasa dijadikan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran terpadu pada mata pelajaram IPS di kelas tinggi sehingga secara tidak langsung akan mewujukan guru yang professional. Dari masalah di atas penulis tertarik untuk menyusun makalah dengan judul “Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Model Connected Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV Sekolah Dasar ” B.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah”bagai mana pelaksanaan model connected dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD?” C.Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan “pelaksanaan model connected dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD “ D.Manfaat Penulisan Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penulisan ini antara lain : 1. Bagi guru, diharapkan dapat memberi informasi dan sekaligus dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menjalankan tugas mangajar khususnya dalam menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu untuk membimbing siswa di SD. 2. Bagi siswa, dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran, dan sekaligus dapat mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa pada saat berlangsungnya proses permbelajaran. 3. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis terhadap pelaksanaan pembelajaran terpadu dalam mata pelajaran IPS dengan menggunakn model connected di kelas IV sekolah dasar. 4. Selanjutnya diharapkan dapat memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Diploma II (D.II) pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang. II. KAJIAN TEORI A.Konsep pembelajaran terpadu 1.Pengertian Pembelajaran Terpadu Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan dari beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun dalam antar mata pelajaran.Pembelajaran terpadu sebagai konsep dapat dikatakan sebagain pendekatan belajar nmengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengelaman yang bermakna pada siswa jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional pembelajaran terpadu tampaknya lebih menekankan keterlibatan siswa dalam belajar membuat siswa lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.Sejalan dengan pendapat dari beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantara nya: Menurut Prabowo (2000:2),pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi.pendekatan belajar mengajar seperti ini dihaap akan dapat memberikan pengelaman yang bermakna kepada anak didik kita.Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengelaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Menurut Subroto,dkk (2004:1.9)menyatakan bahwa pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang diawali dari suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang di kaitkan dengan pokok-pokok bahasan lain,konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain,yangdilakukan secara spontan maupun secara terencana baik dalam satu bidang studi atau lrbi dan dengan pengelaman belajar siswa,maka pembelajaran terpadu lebih bermakna. Dari pendapat Prabowo dan Subroto terlihat nyata bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yasng dikaitkan dengan pokok-pokok bahasan lain,konsep tertentu dengan konsep yang lain yang direncanakan dalam satu bidang studi atau lebih dengan harapan siswa belajar dengan lebih baik dan bermakna. 2.Karakteristik Pembelajaran Terpadu Menurut Hilda Karli (2003: 53) Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya: a. Berpusat pada anak (studend centerd). b. Memberi pengalaman langsung pada anak. c. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas. d. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran. e. Bersipat luwes. f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. g. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu di amati dan di kaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. h. Bermakna, artinya pengkajian suatu penomena dari berbagai macam aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki siswa. i. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh sipatnya menjadi otentik. j. Aktif, artinya siswa perlu terlibat langsung dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses evaluasi. 3.Kelebihan-Kelebihan Pembelajaran Terpadu Adapun kelebihan-kelebihan pembelajaran terpadu menurut Hilda Karli(2003:53) diantaranya: a. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak. b. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak pada minat dan kebutuhan anak. c. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama. d. Pembelajaran Terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir anak. e. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingklungan anak. f. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti kerja sama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain. 4.Keterbatasan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa pembelajaran terpadu mempunyai kelebihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam membantu anak didiknya berkembang sesuai dengan taraf perkembangan intelektualnya. Meskipun demikian pendekatan pembelajaran terpadu ini masih mengandung keterbatasan-keterbatasan. Keterbatasan itu diantaranya : Evaluasi. Pembelajaran terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk, tetapi juga pada proses. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi pada dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga pada proses dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian pembelajaran terpadu menuntut adanya teknik evaluasi yang banyak ragamnya. Oleh karenanya tugas guru menjadi lebih banyak (Prabowo, 2000:4). Dalam bukunya Prabowo (2000:5) mengatakan bahwa dari kalangan pendidik terdapat berbagai pendapat yang intinya menyatakan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran terpadu akan banyak menimbulkan masalah dan tugas guru menjadi semakin membengkak. Masalah yang menonjol adalah tentang penyesuaian pola penerapan dan hasil pembelajaran terpadu dikaitkan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Dalam mengatasi masalah ini, pada tahap awal dapat dilakukan dengan memeriksa isi kurikulum dalam satu catur wulan secara fleksibel. Artinya materi dalam satu catur wulan tersebut dapat diatur urutan pembelajarannya, asal cakupannya tetap tercapai 5.Manfaat Pembelajaran Terpadu Ada beberapa manfaat menggunakan pembelajaran terpadu menurut (http://p4tkmatematika.anwarholil.blogspot.com/2008/04org/downloads/sd/PembelajaranTematik.pdf) diantaranya : a. Banyak topik-topik yang tertuang didalam setiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep dengan yang dipelajari siswa. b. Pada pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilannya yang dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran. c. Pembelajaran terpadu melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan antar mata pelajaran, sehingga siswa mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya dan memungkinkan perkembangan jaringan konsep-konsep. d. Pembelajaran terpadu membantu siswa untuk dapat memecahkan masalah dan berpikir kritis untuk dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi nyata. e. Daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari siswa dapat ditingkatkan dengan jalan memberikan topik-topik dalam berbagai ragam situasi dan berbagai ragam kondisi. f. dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasi pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata. 6.Model-model Pembelajaran Terpadu Adapun model-model pembelajaran terpadu sebagaimana yang dikemukakanoleh(Fogarty,R1991:6165http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/model-model-pembelajaran-terpadu.html) yaitu sebanyak sepuluh model pembelajaran terpadu. a. The fragmented model (Model Fragmen). b. The connected model (Model Terhubung). c. The nested model (Model Tersarang). d. The sequenced model (Model Terurut). e. The shared model (Model Terbagi). f. The webbed model (Model Jaring Laba-lab). g. The threated model (Model Pasang Benang). h. The integrated model (Model Integrasi). i. The immersed model (Model Terbenam), dan j. The networked model (Model Jaringan. Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu dipilih tiga model pembelajaran yang dipandang layak dan sesuai untuk dapat dikembangkan dan mudah dilaksanakan di pendidikan dasar (Prabowo, 2000:7). Ketiga model pembelajaran yang dimaksud adalah model terhubung (connected), model jaring laba-laba (webbed), model keterpaduan (integrated). Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing model pembelajaran tersebut, maka model pembelajaran yang akan digunakan penulis dalam makalah ini adalah model terhubung (The Connected Model), karena model terhubung ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi interbidang studi itu sendiri. Selain itu, model terhubung ini juga secara nyata menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, atau topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan semester berikutnya. B.Pembelajaran Terpadu Model Connected 1.Pengertian Model Connected (Dra.Sukayati,M.Pd.http://p4tkmatematika.org/downloads/sd/PembelajaranTematik.pdf) mengungkapkan model connected merupakan model yang menyajikan hubungan yang eksplisit didalam suatu mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topik ke topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan ke keterampilan yang lain, satu tugas ke tugas berikutnya.Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha secara sadar untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu. 2.Kelebihan Model Connected Menurut Subroto,Tisno Hadi(2006:1.22) menyatakan bahwa kelebihan dari model connected adalah sebagai berikut : (a) Dampak positif dari mengaitkan ide-ide didalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu. (b) Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi. (c) Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses tranfer ide-ide dalam memecahkan masalah. 3.Kekurangan Model Connected Di samping mempunyai kelebihan, model connected ini juga mempunyai kekurangan seperti yang diungkapkan Subroto,Tisno Hadi(2006:1.22) dalam bukunya sebagai berikut : (a) Masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, (b) Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan. 4.Langkah-Langkah Pembelajaran Terpadu Model Connected Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran keterhubungan menurut http://andrepram.blogspot.com/2008/10/model-dan-metode-pembelajaran.html sebagai berikut: a) Guru menentukan tema-tema yang dipilih dari silabus, b) Guru mencari tema yang hampir sama/relevan dengan tema-tema yang lain, c) Tema-tema tersebut diorganisasikan pada tema induk, d) Guru menjelaskan materi yang terdiri dari beberapa tema di atas, e) Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang diajarkan, f) Dengan bimbingan guru siswa membentuk kelompok kecil, g) Dengan bimbingan guru pula siswa diminta untuk mengerjakan pertanyaan yang telah disiapkan dan mengerjakan tugas kelompok dari guru, h) Guru memberikan kesimpulan, penegasan, evaluasi secara tertulis dan sebagai tindak lanjut guru menugaskan pada siswa untuk menyusun portofolio dan dikumpulkan minggu depan. 5.Pola Urut Pembelajaran Terpadu Model Connected Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) menurut Prabowo (2000: 11-14) sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan Menentukan Kompetensi Dasar Menentukan Indikator Menentukan Tujuan Pembelajaran b.Langkah-Langkah Perencanaan 1) Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa. (materi prasyarat) 2) Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai siswa 3) Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan. 4) Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan. 5) Menyampaikan pertanyaan kunci. c.Tahap Pelaksanaan, meliputi : 1) Pengelolaan kelas dengan membangi kelas kedalam beberapa kelompok. 2) Kegiatan proses. 3) Kegiatan pencatatan data. 4) Diskusi secara klasikal d.Tahap Evaluasi, meliputi : 1) Evaluasi Proses, berupa : • Ketepatan hasil pengamatan • Ketepatan dalam menyusun alat dan bahan • Ketepatan siswa saat menganalisis data. • Evaluasi Produk • Penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.  Evaluasi Psikomotor • Kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur. III. PEMBAHASAN A.Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Model Connected Upaya peningkatan mutu guru dan pendidikan guru sudah sejak lama menjadi komitmen nasional Departemen Pendidikan dan Nasional. Salah satu sasaran upaya tersebut adalah meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Pencapaian sasaran tersebut harus dapat dilihat dari bertambah profesionalnya penampilan guru dan bertambah optimumnya proses pembelajaran. Strategi yang digunakan dalam upaya tersebut, secara sistematis perlu memperhitungkan hubungan kurikulum dan proses pembelajaran dengan (a) karakteristik berfikir siswa SD, (b) tuntutan pembentukan pengalaman, pemahaman dan keterampilan secara utuh dan terpadu, (c) pemberian peluang kepada siswwa menghayati sesuatu yang dipelajari, mengadakan internalisasi, mengadakan refleksi membuahkan dan mengembangkan pemahaman melalui proses belajar secara individual maupun kelompok, dan (d) terkembangnya dampak pengiring yang bermanfaat dalam mengembangkan pemahaman, keterampilan, dan sikap pembelajaran. Sejalan dengan pendapat ahli psikologi Jean Piaget dalam buku pembelajaran terpadu (Subroto, dkk. 2004), mengemukakan bahwa kemampuan untuk bergaul dengan hal-hal yang bersifat lebih abstrak yang diperlukan untuk mencernakan gagasan-gagasan dalam berbagai mata pelajaran akademik umumnya baru terbentuk. Pada usia ketika siswa-siswa duduk di kelas terakhir SD dan berkembang lebih lanjut dengan meningkatnya usia. Apabila mereka tetap mampu menangani konsep-konsep yang lebih abstrak inilah mereka ada pada posisi untuk mencerna pemilihan bidang studi yang mempersyaratkan kemampuan berfikir abstrak. Pengemasan pengalaman belajar yang dirancang untuk siswa sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman tersebut bagi mereka. Pengalaman belajar yang lebih baik menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptualnya, baik intra maupun antar bidang studi, akan meningkatkan peluang bagi terjadinya pembelajaran yang lebih efektif. Pelaksanaa pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model connected, disini guru diharapkan memiliki kemampuan (a) mengindetifikasi fakta, konsep, generalisasi IPS, dalam kurikulum IPS kelas IV, (b) mengidentifikasi nilai dan sikap dalam kurikulum IPS kelas IV, (c) mengindetifikasi keterampilan intelektual, personal dan sosial dalam kurikulum IPS kelas IV, dan (d) memberikan contoh keterkaitan antara fakta, konsep, generalisasi dengan nilai, sikap, keterampilan intelektual, personal, dan sosial dalam konteks pendidikan IPS . Dalam pembelajaran IPS perlu diikuti dengan praktek belajar IPS. Praktek belajar ini merupakan suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa agar memahami fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi melalui praktek belajar secara empirik, yang disebut dengan praktek kesadaran lingkungan. Selain itu pelaksanaan pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS dapat menggunakan berbagai media yang mempunyai potensi untuk menambah wawasan dan konteks belajar serta meningkatkan hasil belajar. Slide, film, radio, televisi, komputer, dan internet dapat dimanfaatkan untuk mengakses berbagai informasi tentang isu-isu lokal, nasional dan global. Dengan demikian pembelajaran yang efektif dapat memberikan kemudahan untuk terciptanya kesempatan yang kaya untuk melihat dan membangun kaitan-kaitan konseptual. Dengan kata lain pelaksanaan pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS akan tercapai apabila meliputi aspek-aspek: kesesuaian rencana dengan kegiatan, pengelolaan kelas, penguasaan bahan ajar, prakarsa, penilaian proses dan produktifitas kelas. B.Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Model connected Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SD Pada model pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan cara menghubungkan satu topik ke topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan yang lain tetapi masih dalam satu mata pelajaran. Menurut Hadi,subroto (2003:2.10) model pembelajaran terpadu yang paling sederhana adalah model connected. Pada pembelajaran model ini konsep, keterampilan atau kemampuan yang ditumbuh kembangkan di dalam indikator dikaitkan dengan konsep, keterampilan atau kemampuan pada indikator lain dalam satu mata pelajaran. Kaitan-kaitan yang terjadi dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu. Dengan demikian kaitan pengalaman belajar yang bermakna ini akan menjadikan pembelajaran lebih tersambung dan efektif. Berikut ini akan disajikan contoh pelaksanaan pembelajaran model terkait untuk mata pelajaran IPS di kelas IV SD. Diagram Model (Connected ) Lingkungan Model Connected Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Sosial Tema :Lingkungan Standar Kompetensi : Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi Kelas / Semester : IV / I Waktu : 4 Jam Pelajaran 1.Tahap Perencanaan a. Kompetensi Dasar Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya. Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota,provinsi) dengan menggunakan skala sederhana Menunjukkan pesebaran sumber daya alam serta pemamfaatan nya untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat. b. Indikator Menceritakan tentang aktivitas jual beli dipasar setempat. Menjelaskan perbedaan jenis-jenis pasar berdasarkan perkembangannya. Menjelaskan lima jenis-jenis barang yang diperjual belikan sesuai dengan jenis pasarnya. Menulis laporan hasil pengamatan tentang berbagai kegiatan di pasar. Menentukan letak pasar Membuat denah pasar yang diamatinya. Menyebutkan 3 contoh sumberdaya alam yang dapat diperbharui yang di perjual belikan dipasar Menyebutkan 3 contoh sumberdaya alam yang tidak dapat diperbharui yang di perjual belikan dipasar c.Tujuan Pembelajaran • Melalui pengalaman dan pengamatan siswa dapat menceritakan tentang aktivitas jual beli di pasar setempat dengan benar. • Melalui pengamatan siswa dapat menjelaskan perbedaan jenis-jenis pasar berdasarkan perkembangannya dengan benar. • Dengan memperhatikan gambar siswa dapat menjelaskan lima jenis-jenis barang yang diperjual belikan sesuai dengan jenis pasarnya dengan benar. • Melalui pelajaran guru, siswa dapat menulis laporan hasil pengamatan tentang berbagai kegiatan di pasar dengan benar • Melalui pengamatan siswa dapat menentukan letak pasar dengan benar. • Dengan melihat contoh denah pasar di papan tulis, siswa dapat membuat denah pasar yang diamatinya dengan benar. Melalui pengamatan siswa dapat menyebutkan 3 contoh sumberdaya alam yang dapat diperbharui yang di perjual belikan dipasar Melalui pengamatan siswa dapat menyebutkan 3 contoh sumberdaya alam yang tidak dapat diperbharui yang di perjual belikan dipasar d.Naturant Efect / Dampak Pengiring • Siswa berani bercerita dihadapan teman-temannya. • Siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya. • Siswa teliti dalam mengerjakan tugas. • Siswa berani mengemukakan pendapat. • Siswa aktif dan kreatif dalam demonstrasi 2.Langkah-langkah perencanaan a. Materi prasyarat. • Sumber daya alam. • Jenis-jenis barang yang diperjual belikan. • Peta lingkungan setempat b. Alat bantu • Gambar-gambar tentang jenis-jenis barang yang diperjual belikan. • Denah pasar c. Keterampilan proses yang dikembangkan • Bercerita • Tanya jawab • Menjelaskan • Mengamati • Pemberian tugas • Menyimpulkan • Mengkomunikasikan kepada teman-temannya. • Demonstrasi 3.Tahap Pelaksanaan a. Pengelolaan Kelas • Kelompok : siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan tiga atau empat orang. • Klasika : dilakukan guru sewaktu menjelaskan pelajaran. • Non klasikal : siswa melakukan pengamatan di pasar setempat. b. Kegiatan Menceritakan tentang aktivitas jual beli dipasar setempat. Menjelaskan perbedaan jenis-jenis pasar berdasarkan perkembangannya. Menjelaskan lima jenis-jenis barang yang diperjual belikan sesuai dengan jenis pasarnya. Menulis laporan hasil pengamatan tentang berbagai kegiatan di pasar. Menentukan letak pasar Membuat denah pasar yang diamatinya. 4.Tujuan Pembelajaran • Melalui pengalaman dan pengamatan siswa dapat menceritakan tentang aktivitas jual beli di pasar setempat dengan benar. • Melalui pengamatan siswa dapat menjelaskan perbedaan jenis-jenis pasar berdasarkan perkembangannya dengan benar. • Dengan memperhatikan gambar siswa dapat menjelaskan lima jenis-jenis barang yang diperjual belikan sesuai dengan jenis pasarnya dengan benar. • Melalui pelajaran guru, siswa dapat menulis laporan hasil pengamatan tentang berbagai kegiatan di pasar dengan benar • Melalui pengamatan siswa dapat menentukan letak pasar dengan benar. • Dengan melihat contoh denah pasar di papan tulis, siswa dapat membuat denah pasar yang diamatinya dengan benar. A. Tahap Evluasi a. Evaluasi proses dilakukan sewaktu PBM berlangsung Format Penilaian No Nama Siswa Kemampuan Bercerita Kemampuan Mengamati JML Nilai Ket Isi Cerita Kelan caran Data Laporan 1 2 3 4 5 Keterangan : • Isi cerita score : 25 • Kelancaran : 25 • Data : 25 • Laporan : 25 Nilai : b. Evaluasi prosedur dilakukan setelah PBM berakhir. • Jenis penilaian : tertulis. Pertanyaan 1. Apa yang dimaksud dengan pasar? 2. Sebutkan tiga ciri-ciri! 3. Sebutkan lima jenis-jenis pasar yang kamu ketahui! 4. Sebutkan lima jenis-jenis pasar yang kamu ketahui! 5. Buatlah denah pasar yang telah kamu amati! Kunci Jawaban 1. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. 2. a. Ada penjual dan pembeli b. Ada barang yang di perjual belikan c. Transaksi antara penjual dan pembeli. 3. a. Pasar swalayan b. Pasar kaget c. Pasar malam d. Pasar tahunan e. Pasar loak 4. a. Makanan dan minuman b. Hasil pertanian dan peternakan c. Bahan pakaian d. Alat-alat elektronik e. Barang kebutuhan kantor dan sekolah 5. Jawaban siswa (denah pasar) IV.PENUTUP A.Kesimpulan Dari latar belakang dapat diambil kesimpulan bahwa Dalam rangka mengembangkan mata pelajaran IPS, pemerintah telah melakukan berbagai pembaharuan, dapat dilihat dari langkah kebijakan yang telah di ambil Depdiknas seperti perbaikan terhadap sistem pengajaran kurikulum, dan sekarang telah diterbitkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD) berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (depdiknas 2006:12)Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan stiap saat.Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,pemahaman,dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis Kurikulum(2006:575) menyatakan bahwa, mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. pendekatan tersebut diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yanglebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Salah satu model pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan pada kelas tinggi adalah model connected. Proses pembelajaran terpadu model connected dapat dijadikan salah satu alterntif pada pembelajaran IPS dikelas tiggi.Menurut Herawati (2004:1.23) model pembelajaran terpadu yang paling sederhana adalah model keterhubungan (connected).kaitan dalam mdel connected dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu.dengan kaitan yang bermakna ini berarti pembelajaran akan lebih efektif. Dengan menerapkan pembelajarn terpadu model connected akan dapat meninkatkan efisiensi waktu pembelajaran IPS,selain itu proses pembelajaran terpadu model connected akan memotivasi guru untuk lebih kreatif, karena respon dari siswa yang penuh kreasi dan bervariasi. Selain itu, guru akan melakukan inovasi-inovasi dalam pengembangan pembelajaran selanjutnya. B.Saran Dari kesimpulan diatas penulis menyarankan agar guru, melaksanakan pembelajaran terpadu dalam mata pelajaran IPS baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi.Karena yang dituntut dalam rambu-rambu kurikulum IPS adalah pembelajaran terpadu. Salah satu pembelajaran terpadu yang dapat di gunakan pada kelas tinggi adalah model connected, model connected merupakan model pembelajaran terpadu yang paling sederhana.kaitan dalam model connected dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu.dengan kaitan yang bermakna ini berarti pembelajaran akan lebih efektif. Dengan menerapkan pembelajarn terpadu model connected akan dapat meninkatkan efisiensi waktu pembelajaran dan membuat proses pembelajaran terpadu model connected akan memotivasi guru untuk lebih kreatif, karena respon dari siswa yang penuh kreasi dan bervariasi. Selain itu, guru akan melakukan inovasi-inovasi dalam pengembangan pembelajaran selanjutnya. DAFTAR RUJUKAN Subroto,Tisno Hadi.2006.Pembelajaran Terpadu.Jakarta:Universitas Terbuka Idasiti,Herawati.2005.Pembelajaran Terpadu.Jakarta:Universitas Terbuka H.Udin s.Winata Putra.2003.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Universitas Terbuka Winarno.2003.Perncanaan Pembelajaran.Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional. Arsyad Ummar.2004.Pengetahuan Sosial Untuk Kelas IV Sekolah Dasar.Jakarta:Erlangga. Yekti,Supra.2003.Interraksi Belajar Mengajar.Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional. Hilda, Karli.2003.Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu.jakarta:Pusat Penerbit Universitas Terbuka Jamarik.2000.Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.Jakarta:departemen Pendidikan Nasional. Anwar Holid.2008.Model-Model Pembelaj Hadi, Tisno Subroto & Ida Siti Herawati. 2002. Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/model-model-pembelajaran-terpadu.html http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/29/model-model-pembelajaran-ips-terpadu/ http://.blogspot.com/2008/04/Peraturan pemerintah.html http://andrepram.blogspot.com/2008/10/model-dan-metode-pembelajaran.html

1 komentar: